Rabu, 07 Desember 2011
Teknologi Pemupukan Pada Tanaman Karet
Kamis, 15 April 2010 15:14
Karet merupakan komoditas unggulan Provinsi Jambi. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan luasdan jumlah petani yang berusaha pada komoditas ini. Luas perkebunan karet rakyat di Provinsi Jambi 557.042 hektar dengan produksi229.900 ton.Dari luasan tersebut 105.566 hekter merupakan tanaman belum menghasilkan (TBM), 330.820 hektar tanaman menghasilkan (TM) dan 130.656 hektar tanaman tua (TT) (Disbun Provinsi Jambi, 2005). Jumlah petani yang menggantungkan hidupnya dari usahatani tanaman karet juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1988 jumlah petani yang berusahatani tanaman karet sebanyak 181.074 KK (BPS Provinsi Jambi, 1999) dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 190.133 KK (Rosyid et al., 2004).
Sumbangan devisa sektor perkebunan karet mencapai lebih dari tiga miliar per tahun dan cendrung akan meningkat pada tahun berikutnya. Salah satu komponen teknologi yang sangat berpengaruh terhadap hasil produksi karet dan telah diuji spesifik pada beberapa agroekosistem adalah pemupukan.
Kegiatan penelitian dan pengkajian pemupukan masih perlu dikaji lebih lanjut dihubungkan dengan kesesuaian agroekosistem spesifik lokasi dan pola kultur teknis pada masyarakat tani di wilayah tertentu. Demonstrasi pemupukan dilakukan pada tanaman karet rakyat yang telah menghasilkan (TM) seluas + 2 ha . Kriteria umur tanaman karet berkisar antara 6 - 10 tahun pada lahan yang belum optimal dilakukan pemupukan. Teknologi Pemupukan Pemupukan akan dilakukan dengan dosis sesuai yang dianjurkan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa (2003) seperti yang disajikan pada Tabel 1. Frekuensi pemupukan dilakukan dua kali per tahun dengan interval waktu 6 bulan. Pupuk diberikan secara tugal melingkar batang dengan jarak 100-125 cm dari pokok batang.
Tabel 1. Aplikasi Paket Demonstrasi Teknologi Pemupukan dan Paket Petani (kontrol) yang diterapkan
Paket Teknologi
Paket Petani (kontrol)
Paket Demonstrasi
Penyiapan lahan
Manual
Olah Tanah Sempurna
Pemilihan varietas
Lokal/acak
Unggul
Pemupukan
Tidak/Minimal
-Urea 400 gr/pohon/tahun
-SP 36 350 gr/pohon/tahun
-KCl 300 gr/pohon/tahun
Penyiangan
Tidak dilakukan
2 x setahun
Pembumbunan
Tidak dilakukan
1 x setahun
Pengelolaan gulma dan bahan organik
Tidak dilakukan
Manual dengan pemberian bahan organik
Pengendalian OPT
Tidak dilakukan
PHT
Panen
Manual tidak terjadwal
Manual terjadwal
Pasca panen
Manual
Manual
Aplikasi Pemupukan Pertama
Aplikasi pemupukan pertama yang diberikan pada tanaman karet menghasilkan dilakukan dengan berpedoman pada dosis pemupukan yang dianjurkan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa (2003), yaitu dengan dosis : Urea: 175 gram/pohon/aplikasi, SP-36 : 130 gram/pohon/aplikasi, dan KCl: 150 gram/pohon/aplikasi.
Pemupukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
membuat parit atau alur memanjang pada gawangan atau di tengah-tengah antara barisan tanaman,
membersihkan gulma disekitar parit/alur, pupuk ditaburkan ke dalam parit sesuai dosis dengan syarat pupuk Sp-36 dan Urea tidak boleh dicampurkan tempatnya.
Pupuk diberikan secara tugal melingkar batang dengan jarak 100-125 cm dari pokok batang, parit yang sudah ditaburi pupuk ditutup kembali dengan tanah.
Waktu pemupukan dilakukan dua kali per tahun dengan interval waktu 6 bulan, yaitu awal musim hujan (Maret - Mei) dan akhir musim hujan (Oktober - Nopember).
Pemupukan pertama sudah dilakukan pada bulan Mei tahun 2009. Kegiatan berikutnya adalah melakukan pengawasan pemeliharaan tanaman setelah dilakukan pemupukan pertama, monitoring dan peningkatan keterampilan petani yang dapat dilakukan secara informal melalui diskusi, pertemuan dan koordinasi yang diupayakan selalu dilakukan dengan kontinu dan regular.
Pemupukan tanaman karet umur 10 - 20 tahun sangat diperlukan guna peningkatan produksi. Disamping pemupukan penyiangan juga sangat diperlukan untuk menghindari supaya jangan terjadi persaingan tanaman karet dengan gulma untuk menghindari terjadi persaingan dalam penyerapan unsur hara. Penyiangan umumnya dilakukan sesuai dengan kondisi pertumbuhan gulma di lapang dan biasanya berkisar 3-4 kali dalam setahun.
Pemeliharaan tanaman yang sedang dilakukan adalah penyiangan berupa pembersihan piringan disekeliling tanaman karet yang telah dilakukan pemupukan dan pembersihan gawangan dari gulma.
Peningkatan Produktivitas Karet
Produksi karet tahunan dipengaruhi oleh musim, dimana produksi normal sekitar 8-10 bulan (MH) sedangkan produksi rendah sekitar 2-4 bulan yaitu pada waktu musim gugur, dimana produksi bias berkurang sampai 50% dari produksi normal.
Petani umumnya mampu menghasilkan 20 sampai 30 keping getah/bokar (ha/th). Dimana rata-rata berat kepingan bokar berkisar antara 40 – 60 kg.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan produksi bokar karet pengaruh pemupukan disajikan pada Tabel 2. Terlihat bahwa terjadi peningkatan produksi bokar dengan adanya pemupukan pada tanaman karet. Terjadi peningkatan 10% pada 3 bulan setelah pemupukan, dan peningkatan 20% setelah 6 bulan.
Tabel 2. Peningkatan produksi bokar pengaruh pemupukan pada karet (TM)
Pemupukan
Produksi bokar sebelum dan setelah pemupukan (kg/ha)/bulan
Sebelum pemupukan
3 bulan
6 bulan
Tanpa dipupuk (cara petani)
200
200
200
Pemupukan sesuai Rekomendasi
200
220
240
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar