NGKALPINANG -- Berbagai upaya dilakukan
guna mengembalikan kejayaan lada putih (Muntok White Pepper) Bangka
Belitung. Langkah ini dilakukan guna meningkatkan pendapatan petani
serta perekonomian regional dan nasional. Sebab belakangan ini produksi
lada di Bangka Belitung terjadi penurunan.
Tahun 2002, produksi Muntok White Pepper berjumlah 33.000 ton. Jumlah
tersebut menurun di tahun 2003 menjadi 27.000 ton, sedangkan di tahun
2004 kembali menurun menjadi 20.000 ton. Penurunan jumlah produksi terus
terjadi, dan di tahun 2005 produksi tinggal 16.000 ton. Pada tahun 2006
hingga 2007, jumlah produksi sama yaitu berada di angka 14.000 ton.
Malangnya di tahun 2008, angka ini kembali menurun dan berada di angka
13.000 ton.
Kapus Litbang
Perkebunan Deptan, Syakir menjelaskan, Deptan siap membantu dan bekerja
sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk kembali
meningkatkan jumlah produksi lada putih di Bangka Belitung. Daerah
kepulauan ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sektor
perkebunan lada putih.
Di Indonesia, Provinsi Bangka Belitung merupakan penghasil lada
terbesar setelah Provinsi Lampung. Selain itu, lada produksi Bangka
Belitung diperhitungkan di tingkat dunia, jelasnya saat acara
Workshop Revitalisasi/Intensifikasi Lada Putih (Muntok White Pepper) di
Hotel Serrata Pasir Padi Pangkalpinang, Kamis 25 Juni 2009.
Lebih jauh ia mengatakan, komoditi lada tetap menjadi prioritas,
namun masih menjadi kendala selama ini yaitu penyakit yang kerap kali
menyerang tanaman lada. Penyakit lada tersebut menjadi penghalang bagi
petani untuk meningkatkan produksi lada. Dengan digelarnya kegiatan ini
diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi petani
tersebut.
Selain itu menurutnya, terjadi penurunan produksi lada Bangka
Belitung juga diakibatkan kegiatan tambang inkonvensional timah. Sebab
banyak tanah setelah dilakukan penambangan menjadi tandus. Untuk itu
perlu dipikirkan ke depan agar lahan bekas eks tambang tersebut masih
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perkebunan lada.
"Harus dipikirkan bagaimana cara memproduktifkan kembali lahan eks
tambang tersebut. Diharapkan hal itu dapat direalisasikan dengan adanya
MoU antara Deptan dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. Namun
tentunya harus ada realisasi sehingga memberikan manfaat bagi
masyarakat," ungkapnya.
Sementara Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, Bayo Dandari saat membacakan sambutan
gubernur ketika membuka workshop mangatakan, revitalisasi ini merupakan
upaya untuk membangkitkan kembali Muntok White Pepper. Bangka Belitung
mempunyai potensi, namun sementara ini belum tergaraf dengan maksimal.
Asisten menambahkan, produksi lada di Bangka Belitung mampu bersaing
dengan lada dari Negara Vietnam. Namun saat ini kondisinya produksi lada
menurun dan luas lahan perkebunan lada juga terjadi penurunan. Tahun
2000 luas lahan perkebunan lada mencapai 80.000 hektare, namun angka
tersebut menurun di tahun 2007 tinggal 35.000 an hektare.
Sebagaimana diketahui, export lada berasal dari Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung berjumlah 29.448 ton di tahun 2002. Lalu dari tahun ke
tahun terjadi penurunan angka export tersebut. Tahun 2003, angka export
lada 21.199 ton, sementara tahun 2004 jumlah export lada tinggal 9.805
ton. Kenaikan jumlah export terjadi tahun 2005 yang berhasil menembus
angka 11.568 ton, dan tahun 2006 sempat turun ke angka 10.677 ton dan
merangkak naik kembali tahun 2007 menjadi 11.000. Satu tahun belakangan,
tepatnya 2008 jumlah export turun ke angka 8.500.
Dikatakan Asisten, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
menurunnya produksi lada putih di antaranya, mutu tanaman dan harga.
Harga lada murah, sementara biaya produksi mahal. Keberadaan perkebunan
lada saat ini juga bersaing dengan perkebunan sawit dan sektor
pertambangan.
"Sementara ini program pengembangan peningkatan produksi lada masih
bersifat parsial, jadi belum memberikan hasil yang maksimal.
Revitalisasi sangat mendesak, dan dalam hal ini perlu keterlibatan
berbagai pihak dan anggaran yang memadai, " jelasnya.(diskominfo babel)
0 komentar:
Posting Komentar